Akhirnya, Gelar Itu Datang Juga! David Beckham akhirnya resmi menyandang gelar kebangsawanan.
Raja Charles III memberikan penghargaan Knight Bachelor dalam upacara di Istana Buckingham, 5 November 2025. Momen yang elegan, tapi juga emosional. Dan ya—seluruh Inggris langsung heboh.
Bukan cuma soal gelar. Ini semacam pengakuan nasional untuk seseorang yang udah jadi wajah sepak bola Inggris selama hampir tiga dekade.
Dari Lapangan ke Istana
Beckham berdiri dengan jas hitam klasik, dasi abu-abu, dan senyum yang sulit disembunyikan. Dia tampak gugup, tapi bahagia.
Gelar itu diberikan langsung oleh Raja Charles, disaksikan keluarga dan beberapa tamu kehormatan. Momen itu terasa seperti bab terakhir dari perjalanan panjang yang penuh cerita.
Publik Inggris sudah lama menunggu momen ini.
Sebenarnya, rumor soal Beckham akan jadi “Sir” sudah beredar sejak 2014. Tapi, waktu itu kabarnya tertunda karena masalah pajak dan urusan administrasi yang belum kelar.
Sekarang, semuanya tuntas.
Sosok yang Lebih dari Sekadar Pesepakbola
Sulit memisahkan Beckham dari sepak bola Inggris.
Legenda Manchester United itu membangun karier yang jadi bagian dari sejarah Premier League.
Free kick-nya yang melengkung, selebrasinya yang tenang, semuanya membekas di memori banyak orang. Tapi Beckham bukan cuma soal gaya rambut atau selebrasi khas.
Dia juga simbol profesionalisme.
Dari MU ke Real Madrid, lalu LA Galaxy, AC Milan, dan PSG—semua dijalani dengan elegan. Di mana pun bermain, Beckham selalu bawa kelas tersendiri.
Dia bukan hanya ikon, tapi juga duta sepak bola dunia.
Dari Lapangan ke Dunia Sosial
Di luar lapangan, Beckham juga aktif di berbagai kegiatan sosial. Dia jadi duta UNICEF selama hampir dua dekade. Bahkan mendirikan 7 Fund, program untuk membantu anak-anak di seluruh dunia.
Bukan sekadar nama besar, tapi komitmen nyata. Inilah salah satu alasan kenapa banyak orang bilang, “Beckham udah lama pantas dapat gelar ini.”
Dia menunjukkan bahwa ketenaran bisa punya arah yang baik. Bahwa citra bintang global bisa jadi kekuatan untuk kebaikan sosial.
Upacara yang Jadi Sorotan Dunia
Istana Buckingham terlihat megah pagi itu. Beckham hadir bersama keluarganya, termasuk Victoria, yang tampil dengan gaya klasik khasnya.
Banyak yang bilang, momen itu terasa seperti film. Satu bab dari kisah publik paling terkenal di dunia. Ketika Raja Charles menyematkan penghargaan itu, kamera menangkap momen kecil tapi berharga.
Beckham menunduk pelan, tersenyum, lalu berbisik “Thank you, Your Majesty.”
Sederhana, tapi punya bobot sejarah tersendiri. Satu generasi tumbuh melihat dia di lapangan. Sekarang, mereka melihatnya di istana.
Publik Inggris: “About Time!”
Tak butuh waktu lama sebelum nama Beckham jadi trending di media sosial.
Tagar #SirDavidBeckham langsung meledak.
Fans menulis kenangan masa kecil mereka—tentang bola plastik, jersey 7, dan rambut belah tengah.
Ada yang menulis, “Sir Becks. Feels right, doesn’t it?”
Media Inggris juga kompak menyambut. Bahkan Gary Neville menulis di X: “From Class of ‘92 to the Hall of Knights. Proud of you, Becks.”
Ucapan yang sederhana, tapi hangat.
Karena bagi mereka, Beckham bukan cuma mantan rekan, tapi simbol generasi.
Simbol Penghargaan dan Pengakuan
Gelar Knight Bachelor bukan sekadar titel. Itu bentuk penghargaan dari negara atas kontribusi luar biasa. Biasanya diberikan untuk mereka yang membawa nama baik Inggris ke panggung dunia.
Dan Beckham, jelas memenuhi semua itu.
Gelar ini juga menambah daftar panjang pesepakbola yang mendapat kehormatan serupa. Ada Sir Bobby Charlton, Sir Geoff Hurst, dan Sir Kenny Dalglish. Sekarang, satu nama baru bergabung di daftar elit itu.
Sir David Beckham.
Antara Citra dan Legacy
Beckham selalu paham cara menjaga citra.
Bukan dalam arti palsu, tapi dalam kesadaran bahwa setiap langkahnya dilihat dunia. Dia jarang bikin kontroversi, bahkan di masa penuh gosip tabloid. Itu bagian dari disiplin yang sama yang dulu dia tunjukkan di lapangan.
Menariknya, Beckham justru makin disukai seiring bertambah usia. Mungkin karena dia tak pernah berusaha “jadi muda” terus.
Dia membiarkan waktu berjalan, tapi tetap mempertahankan karisma itu. Sesuatu yang langka di era serba instan ini.
Momen Penebusan yang Lama Dinanti
Beberapa tahun lalu, Beckham pernah bilang dalam wawancara:
“Saya tidak main sepak bola untuk penghargaan, tapi pengakuan seperti ini berarti besar.” – Kalimat itu terasa jujur.
Dan hari ini, pengakuan itu akhirnya datang. Fans tahu betapa dia dulu sempat jadi “musuh nasional” setelah kartu merah di Piala Dunia 1998.
Tapi Beckham membalik semuanya lewat kerja keras dan sikap tenang.Dari hujatan jadi penghormatan. Dari boo menjadi standing ovation.
Dari Old Trafford ke Buckingham
Ada garis lurus yang tak terlihat antara lapangan dan istana. Keduanya menyimpan cerita tentang perjuangan, reputasi, dan kehormatan.
Beckham berhasil menyeberangi dua dunia itu dengan cara yang elegan.
Dari anak London Timur ke ikon global yang kini bergelar Sir. Sebuah perjalanan yang, kalau dipikir, terasa sangat Inggris. Tradisional tapi glamor. Formal tapi tetap punya hati. Itulah Beckham.
Penutup
Kini, dunia punya alasan baru untuk memanggilnya Sir David Beckham.
Tapi buat jutaan orang, dia tetap Becks yang sama. Orang yang bikin kita percaya kalau kerja keras dan konsistensi nggak pernah bohong.
Gelar ini bukan akhir, tapi penanda. Bahwa dalam karier panjang yang penuh sorotan, Beckham tetap tahu cara jadi manusia biasa yang luar biasa.
Dari pinggir lapangan, kita cuma bisa bilang satu hal— Long live, Sir Becks.
